Senin, 30 Januari 2012








APA BETUL BAHWA JIHAD MERUPAKAN AMALAN YANG PALING UTAMA Aug 16, '09 4:43 AM




untuk semuanya




Belakangan ini semakin banyak pihak yang menyatakan jihad dengan makna syar'i ini (perang) bukanlah jihad yang paling utama. Dengan berbagai dalil, mereka mencoba memperkuat pendapatnya, sebuah pendapat yang sama sekali tidak pernah dikenal salafushsholih. Ada yang mengatakan bahwa da'wah, perjuangan diplomasi dan menjadi oposisi lewat jalur MPR/parlemen merupakan jihad terbesar, dengan hadits orang yang mengatakan kebenaran di hadapan pemerintah yang dholilm. Padahal jelas sekali, banyak ayat dan hadits yang menerangkan jihad dengan makna syar'i perang adalah jihad yang paling utama dan tinggi, seperti:

"Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang yang berjihad di jalan Alloh dengan harta mereka dan jiwanya. Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat, kepada masing-masing mereka Alloh menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Alloh melebihkan orang-orang yang jihad atas orang-orang yang duduk dengan pahala yang besar. yaitu beberapa derajat, ampunan serta rahmat. Dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa [4] : 95-96)

"Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, Rabb mereka menggembirkan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhoan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal." (QS. At-Taubah [9] : 21-22).

Keterangan: orang yang berjihad diutamakan atas orang yang duduk-duduk (tidak berjihad). Bisa jadi orang yang duduk-duduk ini melakukan jihad dakwah, amar ma'ruf nahi munkar, jihad melawan hawa nafsu dan syaithon, karena Alloh SWT juga menjanjikan bagi mereka pahala dan kebaikan. Namun demikian, tetap saja Alloh melebihkan yang berjihad dengan derajat, maghfirah dan rahmat-Nya. Ini menunjukan jihad dengan makna perang adalah jihad terbesar dan paling utama. Hal ini juga menunjukkan bahwa makna jihad secara syar'i adalah perang, bukan dakwah, apalagi meyatakan bahwa masuk ke dalam sistem pemerintahan demokrasi yang kafir yang jelas-jelas bertentangan dengan syari'at Alloh dengan menjadi anggota parlemen dan sebagainya.

Jihad adalah berdiri mengangkat senjata dan memerangi orang kafir yang menjadi musuh Alloh SWT dan musuh orang yang beriman, dan supaya dien (aturan, hukum, undang-undang dan sistem yang mengatur kehidupan di dunia) hanya milik Alloh SWT yang berlaku. Sampai Islam tinggi, dan tidak ada yang mengalahkan ketinggian Islam, dan sampai kalimat Alloh tinggi di atas segalanya. Sampai kekafiran hilang dari muka bumi.

Rosululloh SAW bersabda:

"Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad." (HR. Tirmidzi no. 2616, Al Hakim 2/76)

Keterangan: dalam hadits ini Rosululloh menempatkan jihad dengan makna perang sebagai amalan paling tinggi dalam Islam, kenapa makna perang? Karena shalat sendiri adalah jihad, namun beliau tidak menyebutnya dengan jihad. Dengan demikian, jihad di sini adalah perang.

"Siapa diantara kalian melihat kemunkaran hendaklah ia merubah dengan tangan, bila tidak mampu hendaklah dengan lisan, bila tetap tidak mampu hendaklah dengan hati dan itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim no. 49, Abu Daud no. 1140 dan 4340, Tirmidzi 2172, Ibnu Majah no. 1275, Ahmad 3/54, Nasa'i 8/111).

Keterangan: kemunkaran yang paling besar di muka bumi ini adalah adanya kekafiran dan kesyirikan. Hadits ini menjelaskan tingkatan merubah kemungkaran mulai dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Idealnya, merubah adalah dengan tangan. Kalau tidak bisa maka dengan lisan, kalau tetap tidak bisa maka dengan hati. Merubah dengan tangan termasuk di dalamnya adalah jihad. Dengan demikian, jihad dengan artian perang lebih utama dari jihad da'wah, jihad melawan hawa nafsunya sendiri dan seterusnya.. [Lihat penjelasan hadits ini dalam Jami'ul Ulum wa al-Hakim]. Juga hadits Ibnu Mas'ud tentang amar ma'ruf nahi munkar di atas, dimana disebutkan yang paling tinggi adalah amar ma'ruf dengan tangan, termasuk di dalamnya jihad.

Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA. ia berkata, `Sesungguhnya datang kepada nabi SAW seorang laki-laki, maka kemudian dia bertanya: "Wahai Rosululloh, orang bagaimanakah yang paling utama?" Rosululloh SAW menjawab, "Orang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya." Mereka bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Seorang mukmin yang (menyendiri) berada dalam suatu lembah, takut kepada Alloh dan meninggalkan manusia karena kejahatan mereka." (Al-Bukhori no. 2786).

Imam Ibnu Daqiq al-`Ied berkata, "Qiyas menuntut jihad menjadi amalan dengan kategori wasilah yang paling utama, karena jihad merupakan sarana untuk meninggikan dan menyebarkan dien serta memadamkan kekafiran, sehingga keutamaannya sesuai dengan keutamaan hal itu.

Wallohu A'lam."1

"Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Datang seseorang kepada Rosululloh SAW. lalu berkata, "Tunjukkan padaku sebuah amalan yang bisa menyamai jihad!!". Beliau menjawab, "Aku tidak mendapatkannya. Apakah kamu mampu apabila seorang mujahid keluar, kamu masuk masjid lalu sholat dan tidak berhenti dan kamu shaum dan tidak berbuka?". Orang tersebut berkata, "Siapa yang mampu melakukan hal tersebut???". Abu Hurairah RA berkata, "Sesungguhnya bermainnya kuda seorang mujahid itu dicatat sebagai beberapa kebaikan."2

Imam Ibnu Hajar berkata, "...(Hadits) ini merupakan keutamaan yang jelas bagi mujahid fi sabilillah, yang menuntut tak ada amalan yang menyamai jihad."3

Qatadah berkata, "Saya mendengar Anas bin Malik dari Nabi beliau bersabda, "Tidak ada seorang pun masuk surga yang ingin kembali ke dunia padahal ia mempunyai (di surga) seluruh apa yang ada di dunia, kecuali orang yang mati syahid. Ia berangan-angan kembali ke dunia dan terbunuh sepuluh kali, karena ia mengerti keutamaan (bila) mati syahid di medan perang." [HR. Bukhori no. 2817].

Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam an-Nasa'i dan al-Hakim. Imam Ibnu Bathol berkata, "Hadits ini merupakan hadits yang paling agung dalam menerangkan keutamaan mati syahid. Tidak ada amal kebaikan yang di dalamnya nyawa dipertaruhkan selain jihad, karena itu pahalanya pun besar."

Berkaitan dengan makna jihad ini, ada kekhawatiran mendalam di mana kadang-kadang (dan sayangnya ini sudah menjadi realita) perluasan makna syar'i jihad dari perang menjadi thalabul ilmi juga jihad, tashfiyah juga jihad, dakwah juga jihad, membangun ponpes dan madrasah juga jihad, menyantuni anak yatin juga jihad, berjuang lewat parlemen/jalur konstitusi juga jihad dan sejenisnya. Ini dijadikan alasan untuk mencukupkan diri dengan organisasi/jam'iyah/partai/jama'ahnya dengan bidang yang digelutinya, tidak mengadakan i'dad (persiapan secara militer untuk jihad dengan makna syar'i perang) dengan beralasan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah jihad. Lebih buruk lagi bila ditambah dengan menuduh orang yang mengartikan jihad dengan perang lalu mengadakan i'dad (persiapan militer) sebagai picik, tak berwawasan luas, terroris, merusak medan dakwah dan sebutan lainnya. Inilah yang mengundang kritik banyak ulama yang berusaha keras meluruskan berbagai penyimpangan ini.

Sebenarnya perselisihan ini terjadi dalam masalah ini, tidaklah berbahaya kalau hanya ikhtilaful lafdzi (perbedaan dalam menggunakan istilah) saja. Artinya masing-masing pendapat tidak meninggalkan amalan yang dilakukan oleh yang lain, dan juga tidak mencampur adukkan dalil misalnya menggunakan dalil-dalil keutamaan perang untuk dakwah dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, perselisihan ini tidak menimbulkan perselisihan dalam beramal kecuali pada masalah-masalah yang memang masih diperbolehkan untuk berijtihad dan berselisih pendapat. Sehingga yang berjihad dengan makan syar'i perang tidak mengabaikan dan meremehkan dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar, begitu juga sebaliknya yang tidak berjihad tidak mengabaikan dan meremehkan kewajiban perang melawan orang-orang kafir. Wallohu A'lam.

"Dan dari Abu Dzar RA berkata: Aku berkata: "Wahai Rosululloh SAW amal apakah yang paling utama?" beliau menjawab: "Iman kepada Alloh dan jihad di jalan-Nya." (Muttafaq `Alaih)

1 Fathu al bari 6/5

2 HR. al-Bukhori No. 2785 Kitabul jihad was Sair, Riyadh, Darus Salam, cet. Ke-1 th. 1998M/1417H, Nasa'i 6/19 Maktabah Ilmiyah, Ahmad 2/344, Mushanaf Ibnu Abi Syaibah 5/199

3 Fathu al-Bari 6/5

4 Fathu al Bari 6/41

KEUTAMAAN JIHAD Aug 16, '09 4:44 AM
untuk semuanya




A. Diakui Keimanannya

"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Alloh, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizqi (nikmat) yang mulia." (QS. Al-Anfal [8] : 74)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al-Hujurot [49] : 15)

Itulah pengakuan dari Alloh SWT. Alloh SWT menyebutkan bahwa orang-orang yang berjihad adalah orang-orang yang benar keimanannya. Dari keterangan ayat di ataspun kita dapat memahami dan mengambil kesimpulan secara gamblang, bahwa mereka yang tidak atau enggan berjihad berarti keimanan mereka tidak sempurna. Bahkan Rosululloh SAW menyatakan bahwa apabila mereka mati, maka mereka mati dalam kondisi munafik.

B. Merupakan puncak ketinggian Islam dan seutama-utama amal sholeh.

Rosululloh SAW bersabda:

Dari Mu'adz bin Jabal RA: Bersabda Rosululloh SAW: Pokok urusan dien ini adalah Islam, tiannya sholat sedang puncaknya adalah jihad.1



Dari Abu Hurairoh RA: Rosululloh SAW ditanya tentang apakah `amal yang paling afdhol? Beliau menjawab: Iman kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian apa wahai Rosululloh? Jihad fi Sabilillah.2



Dari Abu Hurairoh RA: Datang seseorang kepada Nabi SAW dan bertanya: "Tunjukkan kepadaku amalan yang sebanding dengan jihad? Rosululloh SAW menjawab: saya tidak mendapatkannya, Apabila seorang mujahid pergi ke medan perang, sedangkan kamu (masuk) masjid kemudian sholat tanpa henti dan berpuasa tanpa henti? Maka siapakan yang mampu berbuat seperti itu?"3

"Dari Imron bin Hushoin RA: `Bersabda Rosululloh SAW: Berdirinya seorang pada barisan jihad fi sabilillah sesaat lebih baik dari ibadah selama 60 tahun".4



"Dari Mu'adz bin Jabal RA: Bersabda Rosululloh SAW: Barangsiapa yang berperang demi ridho Alloh, mentaati Amir, menginfakan hartanya yang baik, memudahkan teman dan menjauhi kerusakan, maka tidur dan jaganya berpahala seluruhnya".5



C. Jaminan Alloh bagi mujahid, kemenangan dan ghonimah atau syahadah dan jannah

Alloh SWT berfirman:

"Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah [9] : 111)

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih, (yaitu) kamu beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dan berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan) kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Alloh dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." (QS. As-Shoff [61] : 10-13)

Rosululloh SAW bersabda:

"Alloh menjamin terhadap orang yang keluar dijalan-Nya yang tidak bertujuan kecuali Jihad fi sabilillah, beriman kepada-Ku dan membenarkan Rosul-Ku, maka Aku menjaminnya (jika wafat) untuk memasukkannya ke dalam surga, atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya (dari medan perang) yang dia keluar dari tempat tinggalnya itu, maka dia akan mendapatkan pahala atau Ghonimah". (HR. Muslim)

"Dari `Abdur-Rohman bin Jubair RA berkata, bersabda Rosululloh SAW "Dua telapak kaki hamba yang berdebu dalam jihad fii sabilillah tidak akan tersentuh api neraka".7

"Alloh mengharamkan atas dua mata untuk menyentuh neraka keduanya: (yaitu) mata yang menangis karena takut kepada Alloh SWT, dan mata yang berjaga pada malam hari untuk menjaga Islam dan kaum muslimin dari (serangan) orang kafir" (Hadits hasan, riwayat Hakim dan Baihaqi, shohihul jami' no. 3131)



Balasan bagi orang yang luka di Jalan Alloh.

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rosululloh SAW bersabda: "Alloh menjamin orang yang keluar (berperang) di jalan-Nya: `Ia tidak keluar kecuali karena ingin berjihad di jalan-Ku, beriman kepada-Ku dan membenarkan Rosul-Rosul-Ku, maka Aku menjaminnya untuk memasukkannya ke surga, atau Aku kembali pulangkan dia ke rumah yang ia keluar darinya dengan membawa pahala atau ghanimah yang ia peroleh.' Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah sebuah luka tergores di jalan Alloh, melainkan luka itu akan datang pada hari kiamat seperti keadaannya ketika terluka, warnanya warna darah, baunya bau kasturi. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, kalau bukan memberatkan kaum muslimin, aku tidak akan pernah tidak ikut dalam ekspedisi (sariyah) yang berangkat berperang di jalan Alloh. Akan tetapi aku tidak menemukan kelonggaran untuk membawa mereka semua, dan mereka tidak mendapatkan kelapangan dan terasa berat bagi mereka untuk tidak ikut bersamaku. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh aku ingin berperang di jalan Alloh lalu terbunuh, kemudian berperang kemudian terbunuh, kemudian berperang kemudian terbunuh." (HR. Muslim, sebagiannya juga diriwayatkan Bukhori)

Dan dari Abu Hurairah RA berkata: Rosululloh SAW bersabda: "Tidaklah suatu luka tergores di jalan Alloh, melainkan luka itu akan datang pada hari kiamat, lukanya masih mengeluarkan darah, warnanya warna merah darah dan aromanya aroma misik." (Muttafaq `Alaih)



Balasan Bagi Orang Yang Mati Di Medan Jihad

Alloh SWT telah menjanjikan kepada setiap orang yang berperang untuk membela dan menegakkan dienullah (aturan Alloh) akan dijamin kehidupan mereka di akhirat, dan itulah kehidupan dan kemenangan yang sesungguhnya. Alloh menerangkan hal ini dalam Al-Qur'an surat Al-Baqoroh ayat 154, `ali Imron ayat 169-171, at-Taubah 111, dan an-Nisa [4] ayat 74:

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh di jalan Alloh, (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya". (QS. Al-Baqoroh [2] : 154)

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Robb-nya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan ni'mat dan karunia yang yang besar dari Alloh, dan bahwa Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (QS. `Ali Imron [3] : 169-171)

"Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah [9] : 111)

"Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Alloh. Barangsiapa yang berperang di jalan Alloh, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar." (QS. An-Nisa' [4] : 74)

Alloh SWT mengabarkan bahwa sesungguhnya para syuhada di alam barzakhnya (alam kubur) mereka hidup dan mendapat rizki dari Alloh SWT. Seperti yang diterangkan dalam shohih Muslim, Rosululloh SAW bersabda:

"Sesungguhnya arwah-arwah para syuhada berada di paruh burung hijau yang terbang di surga kemana saja yang mereka inginkan, kemudian bergantungan di lentera yang terletak di bawah `arsy."

Angan-Angan Para Syuhada':

"Dari Anas bin Malik RA.: Dari Nabi SAW. beliau bersabda: Tidak ada satu jiwa pun yang mati dan akan memperoleh kebajikan yang menggembirakannya di sisi Alloh karena dia dapat kembali ke dunia bukan karena untuk memperoleh dunia serta isinya kecuali orang yang mati syahid. Karena ia berharap dapat kembali lagi lalu terbunuh lagi di dunia, melihat besarnya keutamaan mati syahid."8

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rosululloh SAW bersabda:

"Sesungguhnya di jannah ada seratus tingkatan yang Alloh sediakan bagi para mujahid fi sabilillah, di mana antara dua tingkatan itu seperti (jarak) antara langit dan bumi. Maka apabila kalian memohon kepada Alloh, mintalah surga Firdaus; sesungguhnya dia itu surga yang paling tengah dan yang paling tinggi, aku melihatnya dan beliau bersabda: "di atasnya adalah `Arsy Ar-Rohman dan dari surga Firdaus yang tertinggi mengalir sungai-sungai surga".

Itulah pahala bagi orang-orang yang berjihad. Alloh SWT telah menjanjikan kepada hamba-Nya, bahwa siapa saja yang berperang dalam rangka membela dien ini kemudian mati, Alloh menjanjikan pahala dan kemuliaan untuk mereka baik di dunia maupun di akhirat. sehingga ketika mereka telah mati, mereka berangan-angan dan meminta kepada Alloh untuk dihidupkan kembali ke dunia, kemudian mereka berjihad dan terbunuh lagi, berjihad dan terbunuh lagi beberapa kali, karena besarnya pahala dan kenikmatan yang disediakan oleh Alloh untuk para syuhada.

Firman Alloh dalam Surat as-Shoff [61] ayat 10-13:

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih, (yaitu) kamu beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dan berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan) kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Alloh dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman."

Alloh SWT menyebutkan bahwa jihad merupakan bentuk perniagaan dengan Alloh dan tidak akan mengalami kerugian, karena Alloh menjanjikan bagi siapa saja yang melakukan jual beli dan perniagaan dengan Alloh SWT, maka Alloh SWT akan membayarnya kepada mereka dengan bayaran yang sangat besar dan berlipat ganda yaitu surga, dan di duniapun mereka akan mendapat pertolongan dan kemenangan.



KEUTAMAAN PAHALA SYAHID

1. Dikumpulkan bersama para nabi, orang-orang yang shiddiq (selalu benar, jujur) dan orang-orang sholeh di akhirat nanti.

"Dan barangsiapa yang mentaati Alloh dan Rosul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Alloh, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya". (QS. An-Nisa' [4]: 69)

2. Memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

"Sesungguhnya bagi yang mati syahid ada bagian di sisi Alloh sebanyak tujuh bagian: Pertama; diampuni dosanya semenjak darahnya tertumpah, Kedua; diperlilhatkan tempatnya di surga, Ketiga; dihiasi dengan perhiasan iman, Keempat, dinikahkan dengan huuril'in (bidadari yang bermata jeli), Kelima; diselamatkan dari siksa kubur, Keenam; diamankan dari goncangan besar (kiamat), Ketujuh; diletakkan di atas kepalanya mahkota kebesaran yang terbuat dari yaqut yang lebih baik dari dunia dan seisinya, Kedelapan; dinikahkan dengna tujuhpuluh dua bidadari, Kesembilan; bisa memberi syafa'at kepada tujuh puluh orang kaum kerabatnya". (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Demikianlah balasan dan pahala yang Alloh SWT sediakan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Alloh SWT. Alloh SWT menjamin mereka dengan balasan yang besar, yang tiak ada kerugian di dalamnya. Mereka kekal di dalam surga dan mereka bebas melakukan apa yang mereka sukai di dalam surga tersebut.

Mudah-mudahan Alloh SWT menggolongkan kita ke dalam golongan para mujahid fi sabilillah, dan mudah-mudahan kita semua mendapatkan pahala syahid, sehingga kita bisa berkumpul bersama kekasih kita, yaitu Rosululloh SAW, dan kita bisa melihat wajah Alloh SWT secara langsung. Itulah kenikmatan yang sesungguhnya.

1 Hasan shohih, Tirmidzi 2616, Ibnu Majah 2/1314

2 Muttafaqun `Alaih

3 Muttafaqun `Alaih

4 Shohih, HR. Ibnu `Ady dan Ibnu Asakir, lihat shohih Jami' Shoghir 4305 Baihaqi, Khotib Al Baghdady

5 Shohih Jami' Shoghir, Al Bany 4147, Shohih, HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Al Hakim dan Baihaqi

6 Shohih Muslim, Kitab al-Imaroh, Fadhlul Jihad wal Khuruj fi Sabilillah, no. 3484

7 HR. Bukhori, 2812

8 HR.Bukhori, Jihad was Sair No. 2587, Muslimin, Imaroh No. 3488, Tirmidzi, Fadhoilul Jihad No. 1585, Nasa'i, Jihad No. 3109, Ahmad bin Hambal Juz 3 hal 103, 126, 131, 132, 153, 173, 239, 251, 276, 278, 289, Ad-Darimi, Jihad No. 2302.

http://whitenetral.multiply.com/journal/item/8?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar